LAPORAN BIOLOGI
Pernapasan Pada Hewan
Disusun Oleh :
1.
Dwi Endah M (10)
2.
Eva Heni A (12)
3.
Juli Nur C (16)
4.
M. Faris (20)
Kelas
XI-A7
SMA Negeri 2 Pati
Tahun Pelajaran 2013/2014
Judul :
Pernapasan Pada Hewan
Tujuan :
1. Mempelajari pernapasan hewan
2. Melihat factor-faktor yang mempengaruhi
jumlah kebutuhan oksigen pada hewan pada saat bernapas
Landasan Teori
:
Respirasi
merupakan proses penghasil energi di dalam tubuh makhluk hidup. Selain
dihasilkan energi dihasilkan juga karbon dioksida yang harus dikeluarkan dari
tubuh. Reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 → 6 CO2 + 6H2O + ATP
Beberapa
faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen antara lain temperatur, spesies
hewan, ukuran badan, dan aktivitas (Tobin, 2005).
Insecta
(serangga) bernafas dengan menggunakan tabung udara yang disebut trakea. Udara
keluar masuk ke pembuluh trakea melalui lubang-lubang kecil pada eksoskeleton
yang disebut stigma atau spirakel. Stigma dilengkapi dengan bulu-bulu untuk
menyaring debu. Stigma dapat terbuka dan tertutup karena adanya katup-katup
yang diatur oleh otot. Tabung trakea bercabang-cabang ke seluruh tubuh. Cabang
terkecil berujung buntu dan berukuran ±0,1 nanometer. Cabang ini disebut
trakeolus; beisi udara dan cairan. Oksigen larut dalam cairan ini kemudian
berdifusi ke dalam sel-sel di dekatnya.
Jadi,
pada insect, oksigen tidak diedarkan melalui darah, tetapi melalui trakea.
Alat dan Bahan : 1. Respirometer
sederhana
2.
Timbangan
3.
2 ekor belalang (serangga atau hewan kecil lainnya)
4.
Kristal NaOH/KOH
5.
Eosin/tinta
6.
Valesine/plastisin
7.
Kapas
8.
Pipet/siring
Cara Kerja :
1. Bungkuslah
kristal NaOH/KOH dengan kapas, dan masukkan dalam tabung respirometer.
2. Masukkan
belalang/hewan kecil lainnya yang telah ditimbang beratnya kedalam botol
respirometer, kemudian tutup dengan pipa berskala!
3. Oleskan
vaselin/plastisin pada celah penutup tabung (lihat gambar) !
tutup ujung pipa berskala dengan jari kurang kebih 1 menit, kemudian lepaskan dan masukkan setetes eosin dengan menngunakan pipet/siring!
tutup ujung pipa berskala dengan jari kurang kebih 1 menit, kemudian lepaskan dan masukkan setetes eosin dengan menngunakan pipet/siring!
4. Tutup
ujung pipa berskala dengan jari kurang lebih 1 menit,kemudian lepaskan dan
masukkan setetes eosin dengan menggunakan pipet/siring!
5. Amati
dan catat perubahan kedudukan eosin dan pipa berskala setiap 2 menit selama 10
menit !
6.
Lakukan
percobaan yang sama (langkah 1 sampai 5) menggunakan belalang/hewan kecil
lainnnya dengan ukuran yang berbeda!
Tabel
Pengamatan :
No.
|
Jenis Hewan
|
Berat tubuh
Hewan (g)
|
Skala
kedudukan eosin tiap 2 menit
|
||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
|||
1
|
Jangkrik 1
|
0,85
|
0,18
|
0,39
|
0,52
|
0,63
|
0,70
|
2
|
Jangkrik 2
|
0,70
|
0,06
|
0,12
|
0,23
|
0,28
|
0,36
|
Permasalahan :
1. Apakah
peranan KOH/NaOH dalam percobaan?
2. Apakah
peranan eosin dalam percobaan?
3. Factor
apakah yang mempengaruhi pergeseran eosin?
4. Manakah
laju pergeseran kedudukan eosin tercepat dari serangga yang anda uji? Mengapa
demikian?
Jawaban
Permasalahan :
1. Fungsi
KOH/NaOH yaitu sebagai pengikat CO2 agar tekanan dalam respirometer
menurun, sehingga mencegah tekanan gas dalam respirometer tetap yang
menyebabkan eosin tidak bias bergerak, fungsi lainnya yaitu agar CO2
tidak diserap kembali oleh jangkrik.
2. Eosin
berfungsi untuk mengetahui laju pernapasan pada hewan, O2 yang
dihirup oleh jangkrik dan untuk mengetahui penurunan tekanan gas
dalam respirometer.
3.
Faktor yang mempengaruhi pergeseran
eosinn yaitu:
-berat hewan
-jenis hewan
-aktivitas
-posisi tubuh
4. Laju
pergeseran kedudukan eosin tercepat dari serangga yang diuji adalah jangkrik 1
, karena berat badan dan ukuran tubuh lebih besar dibandingkan dengan serangga
kedua, serta aktivitas tubuh yang sangat aktif, sehingga kebutuhan oksigen yang
diperlukan semakin banyak dibanding jangkrik 2.
Kesimpulan :
Dari
percobaan kelompok kami lakukan dapat di simpulkan beberapa hal terkait dengan
pernafasan pada jangkrik yaitu;
1.
Jangkrik bernafas dengan menghirup
oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.
2. Fungsi dari KOH dalam percobaan adalah untuk
mengikat gas buangan karbondioksida dari
pernafasan jangkrik.
3. Fungsi eosin pada percobaan sebagai
petunjuk laju kecepatan pernafasan.
4. Laju pernapasan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya berat tubuh dan aktivitasnya, seperti yang telah dilakukan
pada percobaan diatas, pada jangkrik nomor 1 dan 2 dipengaruhi oleh berat
badan, semakin berat tubuh seseorang,maka semakin cepat lajunya,karena udara
atau oksigen yang dibutuhkan lebih banyak
No comments:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan baik, jangan mencela orang di Blog ini :)