1. Nilam
Minyak nilam
merupakan salah satu komoditi non migas yang belum dikenal secara meluas di
Indonesia, tapi cukup popular di pasaran Internasional. Indonesia merupakan
penghasil minyak nilam terbesar di dunia yang setiap tahunnya memasok 70%
hingga 90% kebutuhan dunia. Ekspor nilam Indonesia berfluktuasi dengan laju
peningkatan ekspor sekitar 6% per tahun atau sebesar 700 ton sampai 2.000 ton
minyak nilam per tahun. Prospek industri minyak atsiri sebetulnya cukup cerah,
karena bahan bakunya tersedia di dalam negeri. Sayangnya produktivitas daun
nilam kering Indonesia hanya dua sampai tiga ton per hektar per tahun. Artinya
produktivitas dibawah 30%. Banyak faktor yang membuat rendahnya produksi dan
mutu nilam Indonesia, selain masalah teknologi, budidaya yang tidak intensif,
bibit kurang baik juga cara penanganan bahan baku dan penyulingan.
Tanaman nilam
dimasukkan ke Indonesia dan Singapura pada tahun 1895 (Burkill, 1935), dan
dinamakan Dilem Singapur untuk membedakannya dengan nilam Jawa yang telah
dikenal (P.heyneanus dan P.hostensis). Jenis nilam yang diintroduksikan dari
singapura sampai sekarang merupakan jenis yang paling banyak dibudidayakan dan
dikenal dengan nama nilam Aceh, jenis ini telah dibudidayakan sejak tahun 1909
telah menyebar ke Pantai Timur Sumatera (Heyne, 1927).
Di Indonesia
daerah sentra produksi tanaman nilam terdapat di Sumatera Barat, Sumatera
Selatan, Sumatera Utara, Riau, dan Nangroe Aceh Darussalam, kemudian berkembang
di Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah dan daerah
lainnya.
2. Kopi
Kopi sebagai
salah satu komoditi non migas, memiliki pasaran yang cukup mantap di pasaran
dunia, sebab dari berbagai penjuru dunia banyak orang yang suka minum kopi,
karena kopi dapat diolah menjadi minuman yang lezat rasanya. Badan yang lemah
dan rasa kantuk dapat hilang, setelah minum kopi panas. Apalagi orang yang
sudah menjadi pecandu kopi, bila tidak minum kopi rasanya akan capai dan
konsentrasi dalam berpikir terasa berkurang.
Tanaman kopi
adalah suatu jenis tanaman tropis, yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali
pada tempat-tempat yang terlalu tinggi dengan temperatur yang sangat dingin
atau daerah-daerah yang tandus yang memang tidak cocok bagi kehidupan tanaman.
Daerah-daerah di bumi ini yang tidak cocok untuk ditanami tanaman kopi, yaitu
pada garis Lintang Utara Lautan Pasifik, daerah tropis di gurun Sahara, dan
garis Lintang Selatan seluruh Lautan Pasifik serta Australia disebelah Utara
dimana tanahnya sangat tandus.
3.Kakao
Tanaman kakao
atau cokelat telah dikenal di Indonesia sejak tahun 1560, tetapi baru menjadi
komoditi yang sangat penting sejak tahun 1951. Jenis yang pertama sekali
ditanam di Indoenesia Criollo, yaitu di daerah Sulawesi Utara yang berasal dari
Venezuela.
Pada tahun 1888
diperkenalkan bahan tanaman Java Criollo asal Venezuela yang bahan dasarnya
adalah kakao asal Sulawesi Utara tersebut, sebagai bahan tanaman tertua untuk
mendapatkan bahan tanaman unggul. Sebelumnya pada tahun 1880, juga
diperkenalkan bahan tanaman jenis forestero asal Venezeula untuk maksud yang
sama. Dari hasil penelitian saat itu, direkomendasikan bahan tanam klon-klon
DR, KWC, dan G dengan berbagai nomor. (DR kode dari kebun pohon induk
"Djati Renggo", G kode dari "Getas").
Sejalan dengan itu, pengembangan
pertanaman kakao di Indonesia, khususnya di Jawa, berjalan dengan pesat.
Perkembangannya juga didorong oleh meluasnya penyakit kopi oleh Hemeleia
vastatrix, sehingga menyebabkan musnahnya areal pertanaman kopi di Jawa.
Mengingat
budidaya tanaman kakao merupakan teknik bercocok tanam yang khas
4.Kelapa sawit
Dalam perekonomian Indonesia, kelapa
sawit (dalam hal ini minyaknya) mempunyai peran yang cukup strategis, karena :
(1) Minyak sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng, sehingga pasokan
yang kontinyu ikut menjaga kestabilan harga dari minyak goreng tersebut. Ini
penting sebab minyak goreng merupakan salah satu dari 9 bahan pokok kebutuhan
masyarakat sehinga harganya harus terjangkau oleh seluruh lapisan masarakat.
(2) Sebagai salah satu komoditas pertanian andalan ekspor non migas, komoditi
ini mempunyai prospek yang baik sebagai sumber dalam perolehan devisa maupun
pajak. (3) Dalam proses produksi maupun pengolahan juga mampu menciptakan
kesempatan kerja dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sampai pertengahan tahun 1970 an minyak kelapa
merupakan pemasok utama dalam kebutuhan minyak nabati dalam negeri. Baik minyak
goreng maupun industri pangan lainnya lebih banyak menggunakan minyak kelapa
dari pada minyak sawit. Produksi kelapa yang cenderung menurun selam 20 tahun
terakhir ini menyebabkan pasokannya tidak terjamin, sehingga timbul krisis minyak
kelapa pada awal tahun 1970. Di sisi lain, produksi minyak kelapa sawit
cenderung meningkat sehingga kedudukan minyak kelapa digantikan oleh kelapa
sawit, terutama dalam industri minyak goreng. Dari segi perolehan devisa,
selama beberapa tahun terkhir ini kondisinya kurang baik. Volume ekspor selama
dekade terakhir ini memang selalu meningkat, akan tetapi peningkatannya tidak
selalu diikuti oleh peningkatan dalam nilainya. Hal ini terjdi karena adanya
fluktuasi harga di pasaran Internasional.
5.Karet
Karet
mempunyai arti penting dalam aspek kehidupan sosial ekonomi masyarakat
indonesia, yaitu: salah satu komoditi penghasil devisa negara, tempat
persediaanya lapangan kerja bagi penduduk, dan sumber penghasilan bagi petani
karet.
No comments:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan baik, jangan mencela orang di Blog ini :)