Kompetensi
Dasar 4.1
TEORI,PRINSIP DAN MEKANISME EVOLUSI BIOLOGI
Disusun oleh
:
Eva Heni A (10)
Nining I.U (21)
Tri Puji L (32)
Yuni Purnama S (33)
SMA NEGERI 2 PATI
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
1. Pengertian Evolusi
Evolusi merupakan perkembangan mahluk hidup secara bertahap
menuju kesempurnaan dalam waktu yang lama. Evolusi adalah
perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan waktu yang lama.
Para pakar berpendapat
teori evolusi merupakan perpaduan antara gagasan dan kenyataan, yaitu perpaduan
atara ide dan fakta dengan menemukan beberapa faktanya berupa fosil, alat tubuh
yang tersisa, domestikasi, embriologi perbandingan, anatomi perbandingan, dan
petunjuk biokimia.
Evolusi dapat
dibedakan :
a)
Evolusi
Progresif yaitu : evolusi yang menghasilkan species yang memungkinkan berlanjut
ke kehidupan selanjunya.
b)
Evolusi
Regresif yaitu : evolusi yang menghasilkan species yang tidak dapat beradaptasi
dan ahirnya punah.
A. Teori - teori evolusi :
1. Charles Darwin (Inggris, 1809 – 1892) dalam bukunya “ On the Origin of
Spesies by Means of natural selection “
Timbulnya spesies karena seleksi alam, dengan
beberapa pokok pikiran sebagai berikut :
a. Tidak
ada dua individu yang identik akibat adanya variasi
b. Setiap
populasi cenderung bertambah banyak
c. Untuk
berkembang biak diperlukan makanan dan ruangan yang cukup
d. Kenyataan
menunjukkan bahwa bertambahnya populasi tidak berjalan terus menerus.
Karena
teori Darwin lebih sistimatis, lengkap dan disertai fakta pendukung maka Darwin
dianggap sebagai Bapak Teori Evolusi
2. Jean Baptiste Lamarck (Prancis, 1744
– 1829) dengan “
Philosophie Zoologique “ dengan inti sebagai berikut :
a. Lingkungan
(environment) mempunyai pengaruh pada cirri atau sifat yang diwariskan
b. Ciri atau sifat (accuired
characters) yang didapat akan diwariskan pada keturunannya
c. Organ yang digunakan akan
berkembang sedangkan organ yang tidak digunakan akan mengalami kemunduran
(reduksi)
3.
Sir Charles Lyell (Inggris, 1797 – 1875) dengan “
Prinsiples of Geologi “ yang berisi : batuan, pulau-pulau dan benua selalu
mengalami perubahan. Fakta perbedaan fosil yang ditemukan pada lapisan batuan
muda dan fosil pada lapisan batuan tua.
4.
Thomas Robert Malthus (Inggris 1898), “ An Essay on The principles of
Populaion as it affect The Future Improvement on Mankind “, yang intinya jumlah
naik seperti deret ukur sedangkan bahan makanan yang tersedia naik seperti
deret hitung.
5.
August Weismann (Jerman, 1834 – 1912), yang intinya perubahan jaringan tubuh
karena factor lingkugan tidak diwariskan pada keturunannya, perubahan yang
diwariskan adalah perubahan pada tingkat gen pada sel-sel germinal dan sel-sel
gamet. Jadi mahluk hidup dapat berubah jika gen sel-sel germinal
dan sel gamet yang dikandungnya mengalami perubahan.
B.Pro dan Kontra Tentang Berbagai Pendapat
Mengenai Masalah Evolusi.
1. Lamarck vs Weismann :
Weismann (biologiawan Jerman, 1834 -
1912) menentang pendapat Lamarck
mengenai diturunkannya sifat-sifat yang diperoleh.
Percobaannya : Dia mengawinkan 2 ekor tikus yang dipotong ekornya ternyata
keturunannya tetap berekor panjang. Keadaan ini tetap berlangsung meskipun dilaku-kan sampai 20 generasi.
2. Lamarck versus Darwin :
Mereka berbeda pendapat mengenai "munculnya" jerapah berleher panjang.
Menurut Lamarck : semula jerapah berleher pendek karena makanan yang berupa daun makin berkurang maka dari generasi ke generasi leher jerapah semakin panjang untuk menjangkau daun yang semakin tinggi letaknya.
Mereka berbeda pendapat mengenai "munculnya" jerapah berleher panjang.
Menurut Lamarck : semula jerapah berleher pendek karena makanan yang berupa daun makin berkurang maka dari generasi ke generasi leher jerapah semakin panjang untuk menjangkau daun yang semakin tinggi letaknya.
Menurut
Darwin : dalam populasi
jerapah ada yang berleher panjang dan berleher pendek. Dalam kompetisi
mendapatkan makanan jerapah berleher panjang tetap bertahan hidup jerapah
berleher pendek lenyap secara perlahan-lahan.
3. Spesiasi
atau terjadinya species baru :
Ada pendapat spesies baru bisa terjadi dari spesies yang sudah ada karena interaksi
antara faktor luar dan faktor dalam. Mekanismenya dapat dijelaskan dengan rumus :
F = G + L,
F = fenotip,
G = genotip,
L = lingkungan
maka bila F1 à F2 à F3 à F4 à F5 à.............. F12, dimana F12 mungkin sudah
jauh berbeda dengan F1 sehingga F12 dapat dinyatakan sebagai spesies baru.
Teori evolusi masih menyimpan banyak teka -
teki dan pertanyaan bagi kita. Dalam postingan kali
ini saya akan menjelaskan perbedaan teori
evolusi menurut beberapa
ahli evolusi. yaitu Lamarck, Darwin, dan Weismann.
4. Darwin Vs Weismann
Sebenarnya Weismann tidaklah menentang teori Darwin tetapi hanya menegaskan
bahwa sifat-sifat hasil dari seleksi alam tidaklah dapat diturunkan
kepada keturunannya. Menurutnya Evolusi adalah menyangkut maslah bagaimana pewarisangenetika melalui sel-sel kelamin,dengan kata
lain evolusi adalah gejala seleksi alam
terhadap faktor-faktor genetika . Hubungan hal tersebut
dengan teori Darwin adalah bahwa jerapah-jerapah leher
pendek gennya bersifat resesif . sedangkan, jerapah leher panjang bersifat
dominan. Jerapah yang memiliki gen resesif jumlahnya akan
lebih sedikit dari pada
jerapah yang berleher panjang dan tidak mampu
untuk beradaptasi dengan lingkungan. oleh karena
itu jerapah yang berleher pendek pun punah.
- Pengertian Kesempatan dalam Proses Evolusi (Teori
Oportunisme)
Ada pendapat bahwa terjadinya proses perubahan, baik
pada tingkat senyawa sederhana maupun pada senyawa yang kompleks. Dari sel awal
dan protovirus → makhluk bersel satu dan virus → makhluk bersel banyak, hal ini
disebabkan karena keadaan disekitar memungkinkan terjadinya perubahan, atau
dapat dikatakan karena adanya kesempatan yang terbuka.
Sebagai contoh, yaitu terbentuknya asam amino dari CH4,
NH3, H2 dan H2O hal ini
dimungkinkan karena adanya lucutan listrik serta tenaga yang berasal dari sinar
gelombang pendek. Senyawa organik sederhana akibat tenaga atom yang ada saling
bereaksi sehingga membentuk senyawa yang kompleks. Pada titik tertentu senyawa
kompleks mulai menunjukan sifat-sifat hidupnya. Misalnya molekul DNA mampu
mengadakan duplikasi/replikasi, suatu peristiwa yang sama dengan peristiwa
reproduksi. Penggunaan zat – zat disekitarnya sebagai sumber
duplikasi/replikasi merupakan suatu bentuk metabolisme. Hasil metabolisme
mengubah komposisi atmosfer. Pada kondisi tertentu CO2 semakin
banyak, akan muncul makhluk hidup baru yang dapat menggunkan CO2
(ada kesempatan), peristiwa ini mengawali proses fotosintesis sebagai berikut :
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
Dalam reaksi tersebut O2 dibebaskan dan
komposisi atmosfer juga berubah. Kondisi ini memberi kesempatan munculnya
mkhluk aototrof yang aerob, hingga muncul makhluk yang dalam hidupnya
tergantung pada makhluk lain. Dan munculah makhluk hidup heterotrof sekuder.
Adapun persamaan dan perbedaan mahluk hidup heterotrof
primer dan heterotrof sekunder sebagai berikut :
Pesamaannya : sama – sama
menggunakan zat organik tetapi tidak dapat mensintesiskan sendiri dari zat
anorganiknya.
PERBEDAAN
|
|
Heterotrof Primer
|
Heterotrof Sekunder
|
Menggunkan zat organik yang ada di sekitarnya.
|
Menggunakan zat organik dengan cara mengambilnya dari makhluk lain.
|
Hidupnya berada dalam lautan bahan organik tersebut.
|
Hidupnya sebagai parasit, saprofit, epifit, komensal, dan dapat
pula sebagai predator.
|
Makhluk ini akhirnya punah.
|
Makhluk ini dapat berkembang hingga sekarang.
|
1. Spesies dan
Spesiasi
A. Pengertian
Spesies
Spesies adalah populasi-populasi yang masih mungkin mengadakan
pertukaran gen dikatakan termasuk dalam satu spesies. Variasi – variasi yang ada tidak memisahkan dua populasi
menjadi dua species selama masih memungkinkan adanya pertukaran gen, hingga
variasi – variasi tersebut termasuk dalam variasi intraspesifik. Variasi
atau perbedaan morfologi fisiologi ataupun kelakuan tidak menjadi alasan
dipisahkannya dua populasi menjadi dua spesies yang berbeda.
B.
Isolasi Reproduksi
Barier (hambatan) geografik dapat memungkinkan terjadinya pemisahan dua
populasi (allopatric). Hal tersebut terjadi
karena adanya penimbunan pengaruh faktor – faktor luar (ekstrinsik) yang
menyebabkan terjadinya isolasi faktor – faktor instrinsik. Keadaan
ini memungkinkan terjadinya isolasi reproduksi meskipun kedua populasi tersebut
berada dalam satu lingkungan kembali (sympatrik).
C.
Mekanisme Isolasi Instrinsik
a)
Isolasi
Ekogeografi
Dua populasi
yang terpisah oleh hambatan fisik, dapat menjadi berbecla begitu khusus sesuai
dengan lingkungannya. Apabila pada suatu saat kedua populasi tersebut
dikumpulkan menjadi satu, keduanya ticlak akan mampu saling mengadakan
perkawinan. Hal ini disebabkan karena keduanya tidak dapat lagi menyesuaikan
diri pada kondisi yang baru. Mereka telah memperoleh perubahan genetik akibat
dari keadaan sekelilingnya. Sebagai contoh adalah tanaman Platanus occidentalis
dan Platanus orientalis. Keduanya dapat diserbukkan secara buatan dengan hasil
keturunannya tetap, fertil. Namun penyerbukan secara alam tidak pemah terjadi
karena masing-masing hanya dapat hidup di lingkungannya sendiri. Dalam hal ini
mereka tidak hanya terpisah secara geografi saja tetapi juga secara genetik.
b)
Isolasi
Habitat
Antara.
dua populasi simpatrik yang menghuni daerah yang berbeda lebih sering terjadi
perkawinan daripada antara sesama populasi setempat namun berbecla sifat- sifat
genetiknya. Dapat dikemukakan sebagai contoh adalah katak Bufo fowleri dan Bufo
americanus. Keduanya dapat kawin dan menghasilkan keturunan yang fertil. Pada
suatu saat tempat tinggalnya bercampur ternyata
bahwa Bufo fowleri akan lebih banyak mengadakan perkawinan dengan sesamanya
dibanding dengan Bufo americanus. Hal ini disebabkan karena Bufo fowleri akan
memilih tempat tinggalnya untuk kawin di air yang tenang, sedangkan Bufo
americanus di kubangan-kubangan air hujan.
c)
Isolasi
Iklim/musim
Pinus radiata
dan Pinus muricata keduanya terclapat di beberapa tempat di California dan
tergolong simpatrik. Kedua jenis Pinus tersebut dapat disilangkan tetapi
perkawinan silang ini boleh dikatakan tidak pernah terjadi di alam. Hal ini
disebabkan karena perbedaan masa berbunga Pinus radiata terjadi pada awal
Februari sedang Pinus muricata pada bulan April.
Berikut ini
adalah contoh empat jenis katak yang tergolong pada genus Rana. Meskipun hidup
di daerah yang sama tetapi tidak terjadi persilangan, karena perbedaan masa
aktif perkawinan.
d)
Isolasi
Perilaku
Pada berbagai jenis ikan ternyata kelakuan meminang ikan
betina betina oleh ikan jantan berebeda. Sebagai contoh diambil dua
perbandingan sebagai berikut.
Yang satu : membuat sarang 2 lubang untuk masuk dan
untuk keluar, sarang digantungkan pada tumbuh – tumbuhan air.
Yang lain :
pada sarang hanya ada satu lubang ialah tempat masuk saja, sarang dibuat pada
dasar kolam.
Dalam usahanya agar si betina masuk kedalam sarang –
sarang maka si jantan melakukan hal berikut :
Yang satu : si jantan menari – nari dimuka si betina,
dengan gerakan zig zag dan dengan sedikit dorongan, masuklah si betina kedalam
sarang.
Yang lain :
si jantan menunjukan gerakan – gerakan perkawinan di muka sarang dan
selanjutnya memaksa si betina untuk masuk kedalam sarang.
e)
Isolasi
Mekanik
Isolasi mekanik adalah hal yang menyangkut struktur yang
berkaitan dengan peristiwa perkawinan itu sendiri. Misal bila
hewan jantan dari suatu spesies jauh lebih besar ukurannya dari pada jenis betina. Atau jika alat kelamin yang jantan mempunyai bentuk yang
sedemikian rupa sehingga tidak dapat cocok dengan alat kelamin yang betina.
Pada beberapa makhluk bentuk alat kelamin itu sedemikian rupa hingga dalam hal
ini berlaku apa yang disebut sistem "lock and key" (kunci dan
gembok), tetapi pada kebanyakan makhluk tidaklah demikian. Pada hewan kaki
sejuta yang termasuk genus Brochoria dijumpai bahwa bentuk alat kelamin pada
yang jantan berbeda-beda hingga sering digunakan sebagai titik tolak untuk
klasifikasi, tetapi pada yang betina bentuknya serupa. Isolasi mekanik semacam
ini pada tumbuhan ternyata lebih berpengaruh dibanding dengan pada hewan,
terutama yang berkaitan dengan hewan penyebar serbuk sari.
f) Isolasi
Gamet
Peristiwa penyerbukan tidak tentu
mengakibatkan peristiwafertilisasi. Pada percobaan Drosophila viriis dan Droposila americana, dengan inseminasi
buatan, maka sperma dari jenis jantan tidak dapat sel telur, karena tidak dapat
bergerak sebagai akibat adanya cairan penghambat dalam saluran reproduksi. Pada
spesies Drosophila lain, pada waktu sperma masuk dalam saluran reproduksi ,
saluran membengkak hingga sperma mati.
Peristiwa isolasi gamet juga terjadi pada tembakau, meskipun sudah diletakkan
pada stigma tetapi tidak erjadi fertilisasi karena inti serbuk sari tidak dapat
mencapai inti telur.
g) Isolasi
Perkembangan
Pada Rana
pipiens terjadi fertilisasi yang berhasil tetapi embrionya tidak dapat
tumbuh dan mati. Pada dunia ikan peristiwa ini
banyak terjadi, seringkali telur dibuahi sperma dari spesies lain, tapi
segera terjadi seperti Rana pipiens.
h) Ketidakmampuan
Hidup Suatu Hibrida.
Berturut-turut telah dibicarakan peristiwa perkawinan
yang tidak dapat berlangsung karena adanya hambatan geografi, perubahan
genetik, adanya perbedaan musim perkawinan, perbedaan kelakuan dan akhirnya
karena hambatan mekanik. Kalau hambatan ini kita anggap sebagai hambatan pada
langkah pertarna, maka hambatan selanjutnya terjadi pada langkah berikutnya.
Jadi dalam hal ini perkawinan dapat terjadi, tetapi pembentukan gametnya
terlambat. Berikutnya adalah peristiwa yang langkah pertarna dan kedua tidak
mendapat halangan suatu apa, tetapi kemudian hambatan terjadi pada langkah
berikutnya. Perkawinan dapat berlangsung, pembentukan garnet dapat terjadi,
tetapi embrio yang terjadi tidak dapat tumbuh dan berkembang. Pada langkah
berikutnya adalah peristiwa di mana semua fase tersebut di atas dapat dilalui
dengan selamat tetapi ternyata kemudian perkembangan dari hibrida adal lemah,
cacat dan kebanyakan mati sebelurn dapat mengadakan reproduksi. Dari kejadian
tersebut dapat disimpulkan bahwa tiada pertukaran gen antara kedua induk.
Dalarn praktek dijumpai ini pada tanaman tembakau yang mati sebelum berbunga
karena adanya tumor pada bagian vegetatifnya.
i)
Kemandulan hibrida
Hasil perkawinan antara kambing dan
biri-biri berupa keturuna yang steril (mandul). Peristiwa lebih lanjut dapat
terjadi, hibrida yang terbentuk dapat hidup dengan normal tapi ternyata steril.
Contoh lain terjadi pada perkawinan silang kuda dan keledai. Keturunannya
selalu steril karena tidak terjadi pertukaran gen.
j)
Eliminasi Hibrida
Karena Saleksi
Bila hibrida da keturunannya kurang
dapat beradaptasi, maka dalam waktu yang tidak lama segera akan musnah. Antara
kedua induk dalam peristiwa ini memang terjadi pertukaran gen, tapi tidak
banyak. Pada umumnya perkawinan antara induk dari satu spesies akan
menghasilkan keturunan yang lebih banyak dibanding keturunan dari hibridanya.
Akibatnya untuk taraf berikutnya akan terjadi koreksi terhadap perkawinan yang
keliru, yaitu perkawinan dengan spesies lain. Akibatnya terjadi seleksi hingga
pada akhirnya keturunan dari hibrida tersebut mengalami eliminasi (punah)
D. Spesiasi Sebagai Akibat Adanya Poliploid
Contoh
: pada tanaman bunga Oenothera lamarckiana yang mempunyai 14 kromosom, karena
adanya peristiwa gagal berpisah (non-disjungtion) terjadi keturunan dengan 28
kromosom yang kemudian diberi nama Oenothera gigas.
Kedua Oenothera
tersebut dibedakan spesiesnya oleh karena pada persilangan antara keduanya akan
menghasilkan keturunan yang triploid dan kemudian ternyata steril.
E. Radiasi Adaptif
Contoh
klasik radiasi adaptif adalah variasi dari burung finch di kepulauan
Gallapagos, perbedaannya pada besar dan bentuk paruh, kebiasaan makan dan pada
kelakuan yang lain.
F. Divergensi, Kepunahan, Konvergensi
Peristiwa
radiasi adaptif merupakan peristiwa dimana dari satu spesies timbul dua atau
beberapa spesies.Kalau dibuat garis keturunannya maka terlihat adanya
garis-garis yang menyebar (divergen) oleh sebab itu peristiwa ini disebut
divergensi.Banyak sebab-sebab kepunahan, antara lain karena perubahan alam
sekitar yang begitu cepat yang tidak dapat diikuti dengan adaptasi/
re-adaptasi
makhluk hidup tersebut, juga sebab-sebab biologik, seperti adanya peristiwa
kompetisi antara organisme yang mempunyai kebutuhan sama.
Konvergensi
adalah peristiwa dimana dua makhluk atau lebih menghuni tempat hidup yang sama,
tetapi makhluk tersebut memiliki asal-usul yang berbeda, hubungan yang jauh
tetapi kemudian karena berada dalam tempat yang sama mempunyai organ-organ yang
fungsinya serupa.
2. Oportunisme
dan divergensi, Konvergensi
Divergensi adalah garis-garis keturunan yang menyebar. Pada evolusi,
keturunan berbentuk bangunan bercabang. Bila percabangan hanya bertahan sampai
tengah saja, maka akan teradi kepunahan. Konvergensi: dua makhuluk hidup atau
lebih yang mempunyai asal-usul yang berbeda, namun mempunyai bentuk dan fungsi
tubuh yang sama karena berada dalam tempat yang sama. Oportunisme adalah
bagaimana suatu makhluk hidup membentuk bagian tubuh sepraktis mungkin untuk
bertahan hidup dalam proses evolusi dan konvergensi.
3.
FAKTOR PETUNJUK PENDUKUNG EVOLUSI
Seorang
profesor matematika dari inggris Godfrey Harold Hardy,dan seorang dokter dari
Jerman, Wilhelm Weinber, secara terpisah mempublikasikan analisisnya mengenai
keseimbangan gen dalam populasi yang dikenal sebagai hukum Hardy – Weinberg.
Hukum ini menyatakan ferekuensi alel atau gen dalam populasi dapat stabil dan
berada dalam keseimbangan dari generasi kegenerasi berikutnya dengan syarat. :
1.
Jumlah
populasi besar
2.
Perkawinan
secara acak atau random
3.
Tidak
ada mutasi maju atau balik
4.
Tidak
ada seleksi
5.
Tidak
ada migran
Ferekuensi
gen adalah perbandingan antara suatu gen atau genotip dengan gen atau genotip
lainnya didalam suatu populasi.menurut hukum Hardy Weinberg perbandingan antara
alel A dan dalam suatu populasi misalnya,tidak akan berubah dari generasi ke
generasi. Seandainya ferekuensi alel A dalam populasi diumpamakan p, sedangkan
ferekuensi alel a diumpamakan q maka kemungkinan kombinasi spermatozoa dan sel
telur pada perkawinan individu heterozigot Aa X Aa sebagai berikut: karena
(p+q)² = 1maka p +q = 1 sehingga p= 1-q.
Jadi
rumus tersebut dapat digunakan dalam menghitung ferekuensi gen heterozigot
maupun maupun homozigot dalam suatu populasi.
Bila
frekuensi gen yang satu dinyatakan dengan simbol p dan alelnya dengan simbol q,
maka secara matematis hukum tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
Contoh
penggunaan hukum ini adalah sebagai berikut:
1.
Bila dalam suatu populasi masyarakat terdapat perasa kertas PTC 64% sedangkan
bukan perasa PTC (tt) 36%,
a.
Berapa frekuensi gen perasa (T) dan gen bukan perasa (t) dalam populasi
tersebut?
b.
Berapakah rasio genotifnya?
2.
Dalam masyarakat A yang berpenduduk 10.000 orang terdapat 4 orang albino.
Berapa orang pembawa sifat albino pada masyarakat tersebut?
Frekuensi gen dalam
suatu populasi sering terjadi perubahan keseimbangan atau tidak setrabil.
Hal tersebut dipengaruhi faktor
faktor sebagai berikut:
1.
Perkawinan
tak acak
Perkawinan umumnya dipengaruhi faktor pilihan misalnya ayam betina lebih memilih ayam jantan yang berbulu merah dan panjang dan manusia cendrung mengembang biakan hewan atau tanaman yang menguntungkan. Akibat dari perkawinan acak ini alel yang membawa sifat yang lebih disukai akan menjadi lebih sering dijumpai dalam populasi. Alel yang tidak disukai akan berkurang dalam populasi.
Perkawinan umumnya dipengaruhi faktor pilihan misalnya ayam betina lebih memilih ayam jantan yang berbulu merah dan panjang dan manusia cendrung mengembang biakan hewan atau tanaman yang menguntungkan. Akibat dari perkawinan acak ini alel yang membawa sifat yang lebih disukai akan menjadi lebih sering dijumpai dalam populasi. Alel yang tidak disukai akan berkurang dalam populasi.
2.
Migrasi
Individu imigran akan membawa alel yang baru maupun sebaliknya individu yang emigran akan membawa alel keluar. Pergerakan alel ini antar populasi akan disebut arus gen. Migrasi ini dapat menyebabkan perubahan perubahan gen dalam populasi.
Individu imigran akan membawa alel yang baru maupun sebaliknya individu yang emigran akan membawa alel keluar. Pergerakan alel ini antar populasi akan disebut arus gen. Migrasi ini dapat menyebabkan perubahan perubahan gen dalam populasi.
3.
Hanyutan
Genetika
Hanyutan genetik ini dapat menyebabkan perubahan atau ketidak setabilan ferekuensi gen dalam populasi. Hanyutan genetik ini merupakan perubahan yang terjadi pada populasi akibat adanya anggota populasi yang berpisah dan membentuk populasi baru atau kawin hanya antar populasi mereka.
Hanyutan genetik ini dapat menyebabkan perubahan atau ketidak setabilan ferekuensi gen dalam populasi. Hanyutan genetik ini merupakan perubahan yang terjadi pada populasi akibat adanya anggota populasi yang berpisah dan membentuk populasi baru atau kawin hanya antar populasi mereka.
4.
Seleksi
alam
Suatu organisme yang dapat beradaptasi dengan lingkungannya jika memiliki penotip yang sesuai dengan lingkunagannya. Jadi organisme yang dapat beradaptasi dengan lingkungannya yang dapat hidup dan berkembang biak dan sebaliknya organisme yang tidak dapat berkembang biak dengan lingkungannya akan musnah.
Suatu organisme yang dapat beradaptasi dengan lingkungannya jika memiliki penotip yang sesuai dengan lingkunagannya. Jadi organisme yang dapat beradaptasi dengan lingkungannya yang dapat hidup dan berkembang biak dan sebaliknya organisme yang tidak dapat berkembang biak dengan lingkungannya akan musnah.
5.
Rekombinasi
dan seleksi
Bagian terpenting dalam mekanisme evolusi adalah rekombinasi gen dapat berlangsung melalui perkawinan sehingga reproduksi seksual merupakan faktor terpenting dalam evolusi.
Bagian terpenting dalam mekanisme evolusi adalah rekombinasi gen dapat berlangsung melalui perkawinan sehingga reproduksi seksual merupakan faktor terpenting dalam evolusi.
4.
PETUNJUK
- PETUNJUK EVOLUSI
1.
Anatomi
Perbandingan
Dari studi anatomi perbandingan dapat diketabui bahwa alat-alat fungsional pada pelbagai binatang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
Dari studi anatomi perbandingan dapat diketabui bahwa alat-alat fungsional pada pelbagai binatang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a.
Homologi
alat tubuh yang mempunyai bentuk yang berbeda dan fungsinya berbeda namun kalau diteliti mempunyai bentuk dasar sama.
alat tubuh yang mempunyai bentuk yang berbeda dan fungsinya berbeda namun kalau diteliti mempunyai bentuk dasar sama.
b.
Analogi
alat-alat tubuh yang mempunyai bentuk dasar yang berbeda namun karena perkembangan evolusi yang konvergen alat-alat tersebut mempunyai fungsi yang sama.
alat-alat tubuh yang mempunyai bentuk dasar yang berbeda namun karena perkembangan evolusi yang konvergen alat-alat tersebut mempunyai fungsi yang sama.
2.
Embriolog
Perbandingan
Embrio hewan bersel banyak mengalarni kesamaan perkembangan embrio, berawal dari zygot Þ blastula Þ gastrula, kemudian mengalami diferensiasi sehingga terbentuk bermacam-macam alat tubuh. Ernest Haeckel, mengatakan tentang adanya peristiwa ulangan ontogeni yang serupa dengan peristiwa filogeninya, dia sebut teori rekapitulasi.
Embrio hewan bersel banyak mengalarni kesamaan perkembangan embrio, berawal dari zygot Þ blastula Þ gastrula, kemudian mengalami diferensiasi sehingga terbentuk bermacam-macam alat tubuh. Ernest Haeckel, mengatakan tentang adanya peristiwa ulangan ontogeni yang serupa dengan peristiwa filogeninya, dia sebut teori rekapitulasi.
Contoh:
adanya rekapitulasi adalah perkembangan terjadinya jantung pada mamalia yang
dimulai dengan perkembangan yang menyerupai ikan, selanjutnya menyerupai embrio
amfibi, selanjutnya menyerupai perkembangan embrio reptil.
3.
Perbandingan
Fisiologi
Telah diketahui ada kemiripan dalam faal antara pelbagai makhluk mulai dari mikroorganisme sampai manusia, misalnya :
• kemiripan dalam kegiatan pernafasan.
• pembentukan ATP dan penggunaannya dalam pelbagai proses kehidupan adalah serupa pada hampir semua organisme.
Telah diketahui ada kemiripan dalam faal antara pelbagai makhluk mulai dari mikroorganisme sampai manusia, misalnya :
• kemiripan dalam kegiatan pernafasan.
• pembentukan ATP dan penggunaannya dalam pelbagai proses kehidupan adalah serupa pada hampir semua organisme.
4.
Petunjuk-petunjuk
Secara Biokimia
Digunakan uji presipitin yang pada dasarnya adanya reaksi antara antigen-antibodi.
Banyaknya endapan yang terjadi sebagai akibat reaksi tersebut digunakan untuk menentukan jauh-dekatnya hubungan antara organisme yang satu dengan yang lainnya.
Digunakan uji presipitin yang pada dasarnya adanya reaksi antara antigen-antibodi.
Banyaknya endapan yang terjadi sebagai akibat reaksi tersebut digunakan untuk menentukan jauh-dekatnya hubungan antara organisme yang satu dengan yang lainnya.
5.
Petunjuk-petunjuk
Peristiwa Domestikasi
Menguhah tanaman dan hewan liar menjadi tanaman dan hewan yang dapat dikuasai dan bermanfaat sesuai dengan keinginan manusia adalah akibat dari peristiwa domestikasi.
Contoh: penyilangan burung-burung merpati, sehingga dijumpai adanya 150 variasi burung, yang di antaranya begitu berbeda hingga dapat dianggap sebagai spesies berbeda.
Menguhah tanaman dan hewan liar menjadi tanaman dan hewan yang dapat dikuasai dan bermanfaat sesuai dengan keinginan manusia adalah akibat dari peristiwa domestikasi.
Contoh: penyilangan burung-burung merpati, sehingga dijumpai adanya 150 variasi burung, yang di antaranya begitu berbeda hingga dapat dianggap sebagai spesies berbeda.
6.
Petunjuk-petunjuk
dari alat tubuh yang tersisa
Alat-alat yang tersisa dianggap sebagai bukti adanya proses evolusi, alat-alat ini sudah tidak berguna namun ternyata masih dijumpai.
Contoh : Pada manusia :
• selaput mata pada sudut mata sebelah dalam
• tulang ekor
• gigi taring yang runcing
Alat-alat yang tersisa dianggap sebagai bukti adanya proses evolusi, alat-alat ini sudah tidak berguna namun ternyata masih dijumpai.
Contoh : Pada manusia :
• selaput mata pada sudut mata sebelah dalam
• tulang ekor
• gigi taring yang runcing
7.
Petunjuk-petunjuk
Paleontologi.
A.
Leonardo da
Vinci
Leonardo
da Vinci (1452-1519) menyatakan bahwa fosil merupakan petunjuk dari kehidupan
dimasa lampau. Namun study yang berarti baru dilakukan George Cuvier, dalam
klasifikasi ikan ia memperhitungkan ikan – ikan yang sudah berwujud fosil. Dia
tidak menyokong pada teori evolusi, karena dia percaya pada adanya ciptaan
khusus.
B.
Charles
Darwin
Charles
Darwin ialah orang yang menunjukan bahwa fosil adalah petunjuk dari kehidupan
yang kontinyu yang berkembang secara evolusi. Ditemukan sebagai contoh perkembangan
filogenetik pada kuda. Urutan fosil kuda dari zaman terdahulu hingga sekarang
adalah :
dari Eohippus (kuda zaman Eosin) → Mesohippus →
Merychippus →Pliohippus → Equas (kuda zaman sekarang).
dari Eohippus (kuda zaman Eosin) → Mesohippus →
Merychippus →Pliohippus → Equas (kuda zaman sekarang).
8.
Catatan
Sebagai Bahan Diskusi
A. Pendapat Teilhard de Chardin mengenai proses
evolusi
Proses evolusi dibedakan menjadi 3 tahap, yaitu:
Proses evolusi dibedakan menjadi 3 tahap, yaitu:
1.
Tahap
Geosfer :
Tahap ini adalah tahap pra-hidup, tahap perubahan yang terutama
menyangkut perubahan tata surya.
Tahap ini adalah tahap pra-hidup, tahap perubahan yang terutama
menyangkut perubahan tata surya.
2.
Tahap
Biosfer :
Kalau ada tahap geosfer yang menjadi masalah adalah adanya
“loncatan” dari materi tak hidup menjadi “materi” hidup, maka pada
tahap biosfer yang dimasalahkan adalah “loncatan” munculnya
manusia.
Kalau ada tahap geosfer yang menjadi masalah adalah adanya
“loncatan” dari materi tak hidup menjadi “materi” hidup, maka pada
tahap biosfer yang dimasalahkan adalah “loncatan” munculnya
manusia.
3.
Tahap
Nesosfer :
Menurut Teilhard, yang penting pada makhluk, hidup dalam hal ini
manusia adalah terjadinya evolusi mengenai kesadaran batinnya yang
semakin mantap.
Menurut Teilhard, yang penting pada makhluk, hidup dalam hal ini
manusia adalah terjadinya evolusi mengenai kesadaran batinnya yang
semakin mantap.
B.
Penetapan
Umur Fosil
Penetapan umur fosil dapat dilakukan 2 cara:
• Cara tidak langsung : yaitu dilakukan dengan mengukur umur lapisan
bumi tempat fosil ditemukan.
• Cara langsung : yaitu dengan mengukur umur fosil itu sendiri.
Penetapan umur fosil dapat dilakukan 2 cara:
• Cara tidak langsung : yaitu dilakukan dengan mengukur umur lapisan
bumi tempat fosil ditemukan.
• Cara langsung : yaitu dengan mengukur umur fosil itu sendiri.
Beberapa
contoh penetapan umur fosil :
1. Berdasarkan peristiwa laju erosi
2. Berdasarkan peristiwa laju sedimentasi
3. Kandungan garam
4. Penentuan umur dengan zat radioaktif
1. Berdasarkan peristiwa laju erosi
2. Berdasarkan peristiwa laju sedimentasi
3. Kandungan garam
4. Penentuan umur dengan zat radioaktif
C.
Evolusi
Manusia
Fosil subhuman tertua adalah Australophitecus, wujudnya lebih menyerupai kera daripada manusia, kemudian muncul manusia kera dari Jawa, Pitecanthropus erectus yang hidup pada ± 500.000 tahun yang lalu, sudah lebih menyerupai manusia daripada kera, volume otaknya ± 1000 cc, sedang pada gorilla ± 600 cc dan pada manusia modern ± 1500 cc, subhuman yang lain adalah Homo neanderthalensis, makhluk ini hidup pada pertengahan akhir Pleistocene, ± 500.000 sampai 50.000 tahun yang lalu, orang beranggapan bahwa makhluk ini manusia primitif yang pertama. Secara tepat takdapat diketahui kapan manusia modern ini muncul, tetapi mungkin yang tertua adalah tengkorak Swanscombe yang umurnya 300.000 tahun dan mungkin sekali lebih tua lagi, yaitu sekitar 500.000 tahun yang lalu makhluk ini pun diduga berasal dari Pithecarthropus. Maunusia modern yang mengganti kan Homo neanderthalensis adalah manusia Cro-maguon yang hidup sekitar 50.000 – 20.000 tahun yang lalu.
Fosil subhuman tertua adalah Australophitecus, wujudnya lebih menyerupai kera daripada manusia, kemudian muncul manusia kera dari Jawa, Pitecanthropus erectus yang hidup pada ± 500.000 tahun yang lalu, sudah lebih menyerupai manusia daripada kera, volume otaknya ± 1000 cc, sedang pada gorilla ± 600 cc dan pada manusia modern ± 1500 cc, subhuman yang lain adalah Homo neanderthalensis, makhluk ini hidup pada pertengahan akhir Pleistocene, ± 500.000 sampai 50.000 tahun yang lalu, orang beranggapan bahwa makhluk ini manusia primitif yang pertama. Secara tepat takdapat diketahui kapan manusia modern ini muncul, tetapi mungkin yang tertua adalah tengkorak Swanscombe yang umurnya 300.000 tahun dan mungkin sekali lebih tua lagi, yaitu sekitar 500.000 tahun yang lalu makhluk ini pun diduga berasal dari Pithecarthropus. Maunusia modern yang mengganti kan Homo neanderthalensis adalah manusia Cro-maguon yang hidup sekitar 50.000 – 20.000 tahun yang lalu.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.blogtopsites.com/post/faktor-faktor+yang+mempengaruhi+evolusi
http://biologimediacentre.com/evolusi-2-hukum-hardy%E2%80%93weinberg/
D.R.A Pratiwi dkk, 2006. Biologi kelas XII. Jakarta :
Erlangga
Moh amien dkk, 1995. Biologi 3.
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
game slot
ReplyDeletegame slot gacor
game slot terbaik
game slot terpercaya
games slot gacor