Sunday, September 21, 2014

Materi Teori Evolusi XII


Kompetensi Dasar 4.1
TEORI,PRINSIP DAN MEKANISME EVOLUSI BIOLOGI



Disusun oleh :
Eva Heni A                          (10)
Nining I.U                           (21)
Tri Puji L                              (32)
Yuni Purnama S                   (33)


SMA NEGERI 2 PATI
TAHUN PELAJARAN 2014/2015




1.    Pengertian Evolusi
   Evolusi merupakan perkembangan mahluk hidup secara bertahap menuju kesempurnaan dalam waktu yang lama. Evolusi adalah perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan waktu yang lama.

   Para pakar berpendapat teori evolusi merupakan perpaduan antara gagasan dan kenyataan, yaitu perpaduan atara ide dan fakta dengan menemukan beberapa faktanya berupa fosil, alat tubuh yang tersisa, domestikasi, embriologi perbandingan, anatomi perbandingan, dan petunjuk biokimia.
      Evolusi dapat dibedakan :
a)      Evolusi Progresif yaitu : evolusi yang menghasilkan species yang memungkinkan berlanjut      ke kehidupan selanjunya.
b)      Evolusi Regresif yaitu : evolusi yang menghasilkan species yang tidak dapat beradaptasi dan ahirnya punah.
A.  Teori - teori evolusi :
1.    Charles Darwin (Inggris, 1809 – 1892) dalam bukunya “ On the Origin of Spesies by Means of natural selection “
Timbulnya spesies karena seleksi alam, dengan beberapa pokok pikiran sebagai berikut :
a. Tidak ada dua individu yang identik akibat adanya variasi
b. Setiap populasi cenderung bertambah banyak
c.  Untuk berkembang biak diperlukan makanan dan ruangan yang cukup
d. Kenyataan menunjukkan bahwa bertambahnya populasi tidak berjalan terus menerus.
     Karena teori Darwin lebih sistimatis, lengkap dan disertai fakta pendukung maka Darwin dianggap sebagai Bapak Teori Evolusi

2.    Jean Baptiste Lamarck (Prancis, 1744 – 1829) dengan “ Philosophie Zoologique “ dengan inti sebagai berikut :
a. Lingkungan (environment) mempunyai pengaruh pada cirri atau sifat yang diwariskan
b.  Ciri atau sifat (accuired characters) yang didapat akan diwariskan pada keturunannya
c.  Organ yang digunakan akan berkembang sedangkan organ yang tidak digunakan akan mengalami kemunduran (reduksi)

3.    Sir Charles Lyell (Inggris, 1797 – 1875) dengan “ Prinsiples of Geologi “ yang berisi : batuan, pulau-pulau dan benua selalu mengalami perubahan. Fakta perbedaan fosil yang ditemukan pada lapisan batuan muda dan fosil pada lapisan batuan tua.

4.    Thomas Robert Malthus (Inggris 1898), “ An Essay on The principles of Populaion as it affect The Future Improvement on Mankind “, yang intinya jumlah naik seperti deret ukur sedangkan bahan makanan yang tersedia naik seperti deret hitung.

5.    August Weismann (Jerman, 1834 – 1912), yang intinya perubahan jaringan tubuh karena factor lingkugan tidak diwariskan pada keturunannya, perubahan yang diwariskan adalah perubahan pada tingkat gen pada sel-sel germinal dan sel-sel gamet. Jadi mahluk hidup dapat berubah jika gen sel-sel germinal dan sel gamet yang dikandungnya mengalami perubahan.
    
B.Pro dan Kontra Tentang Berbagai Pendapat Mengenai Masalah Evolusi.
1.      Lamarck vs Weismann :
Weismann (biologiawan Jerman, 1834 - 1912)  menentang  pendapat  Lamarck  mengenai diturunkannya sifat-sifat yang diperoleh.
Percobaannya : Dia mengawinkan 2 ekor tikus yang dipotong ekornya ternyata  keturunannya tetap berekor panjang. Keadaan ini tetap berlangsung meskipun dilaku-kan sampai 20 generasi.

2.      Lamarck versus Darwin :
Mereka berbeda pendapat mengenai "munculnya" jerapah berleher panjang.
Menurut Lamarck : semula jerapah berleher pendek karena makanan yang berupa daun makin berkurang maka dari generasi ke generasi leher jerapah semakin panjang untuk menjangkau daun yang semakin tinggi letaknya.
Menurut Darwin : dalam populasi jerapah ada yang berleher panjang dan berleher pendek. Dalam kompetisi mendapatkan makanan jerapah berleher panjang tetap bertahan hidup jerapah berleher pendek lenyap secara perlahan-lahan.



3.      Spesiasi atau terjadinya species baru :
Ada pendapat spesies baru bisa terjadi dari spesies yang sudah ada karena interaksi  antara faktor luar dan faktor dalam. Mekanismenya dapat dijelaskan dengan rumus : 
F = G + L, 
F = fenotip, 
G = genotip, 
L = lingkungan
maka bila F1 à F2 à F3 à F4 à F5 à.............. F12, dimana F12 mungkin sudah  jauh berbeda dengan F1 sehingga F12 dapat dinyatakan sebagai spesies baru. Teori evolusi masih menyimpan banyak teka - teki dan pertanyaan  bagi kita.  Dalam postingan kali  ini  saya  akan  menjelaskan  perbedaan  teori  evolusi  menurut beberapa  ahli evolusi. yaitu Lamarck, Darwin, dan Weismann.

4.      Darwin Vs  Weismann 
Sebenarnya Weismann tidaklah menentang teori Darwin tetapi hanya menegaskan bahwa  sifat-sifat  hasil dari seleksi alam tidaklah dapat diturunkan kepada                                                              keturunannya. Menurutnya Evolusi adalah menyangkut maslah bagaimana pewarisangenetika melalui sel-sel kelamin,dengan kata lain evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor  genetika . Hubungan  hal  tersebut  dengan  teori  Darwin  adalah bahwa  jerapah-jerapah  leher  pendek  gennya  bersifat  resesif .  sedangkan,  jerapah leher panjang bersifat dominan. Jerapah yang memiliki gen resesif  jumlahnya  akan   lebih  sedikit  dari  pada  jerapah yang  berleher  panjang  dan  tidak  mampu  untuk  beradaptasi  dengan  lingkungan. oleh  karena  itu  jerapah  yang  berleher  pendek  pun punah.

  1. Pengertian Kesempatan dalam Proses Evolusi (Teori Oportunisme)
Ada pendapat bahwa terjadinya proses perubahan, baik pada tingkat senyawa sederhana maupun pada senyawa yang kompleks. Dari sel awal dan protovirus → makhluk bersel satu dan virus → makhluk bersel banyak, hal ini disebabkan karena keadaan disekitar memungkinkan terjadinya perubahan, atau dapat dikatakan karena adanya kesempatan yang terbuka.
Sebagai contoh, yaitu terbentuknya asam amino dari CH4, NH3, H2 dan H2O hal ini dimungkinkan karena adanya lucutan listrik serta tenaga yang berasal dari sinar gelombang pendek. Senyawa organik sederhana akibat tenaga atom yang ada saling bereaksi sehingga membentuk senyawa yang kompleks. Pada titik tertentu senyawa kompleks mulai menunjukan sifat-sifat hidupnya. Misalnya molekul DNA mampu mengadakan duplikasi/replikasi, suatu peristiwa yang sama dengan peristiwa reproduksi. Penggunaan zat – zat disekitarnya sebagai sumber duplikasi/replikasi merupakan suatu bentuk metabolisme. Hasil metabolisme mengubah komposisi atmosfer. Pada kondisi tertentu CO2 semakin banyak, akan muncul makhluk hidup baru yang dapat menggunkan CO2 (ada kesempatan), peristiwa ini mengawali proses fotosintesis sebagai berikut :
6CO2  +  6H2O                         C6H12O6  +  6O2
Dalam reaksi tersebut O2 dibebaskan dan komposisi atmosfer juga berubah. Kondisi ini memberi kesempatan munculnya mkhluk aototrof yang aerob, hingga muncul makhluk yang dalam hidupnya tergantung pada makhluk lain. Dan munculah makhluk hidup heterotrof sekuder.
Adapun persamaan dan perbedaan mahluk hidup heterotrof primer dan heterotrof sekunder sebagai berikut :

Pesamaannya : sama  – sama menggunakan zat organik tetapi tidak dapat mensintesiskan sendiri dari zat anorganiknya.


PERBEDAAN
Heterotrof Primer
Heterotrof Sekunder
Menggunkan zat organik yang ada di sekitarnya.
 Menggunakan zat organik dengan cara mengambilnya dari makhluk lain.
 Hidupnya berada dalam lautan bahan organik tersebut.
 Hidupnya sebagai parasit, saprofit, epifit, komensal, dan dapat pula sebagai predator.
 Makhluk ini akhirnya punah.
 Makhluk ini dapat berkembang hingga sekarang.

1.      Spesies dan Spesiasi
A.       Pengertian Spesies
Spesies adalah populasi-populasi yang masih mungkin mengadakan pertukaran gen dikatakan termasuk dalam satu spesies. Variasi – variasi yang ada tidak memisahkan dua populasi menjadi dua species selama masih memungkinkan adanya pertukaran gen, hingga variasi – variasi tersebut termasuk dalam variasi intraspesifik. Variasi atau perbedaan morfologi fisiologi ataupun kelakuan tidak menjadi alasan dipisahkannya dua populasi menjadi dua spesies yang berbeda.

B.     Isolasi Reproduksi
Barier (hambatan) geografik dapat memungkinkan terjadinya pemisahan dua populasi (allopatric). Hal tersebut terjadi karena adanya penimbunan pengaruh faktor – faktor luar (ekstrinsik) yang menyebabkan terjadinya isolasi faktor – faktor instrinsik. Keadaan ini memungkinkan terjadinya isolasi reproduksi meskipun kedua populasi tersebut berada dalam satu lingkungan kembali (sympatrik).

C.    Mekanisme Isolasi Instrinsik
a)      Isolasi Ekogeografi
Dua populasi yang terpisah oleh hambatan fisik, dapat menjadi berbecla begitu khusus sesuai dengan lingkungannya. Apabila pada suatu saat kedua populasi tersebut dikumpulkan menjadi satu, keduanya ticlak akan mampu saling mengadakan perkawinan. Hal ini disebabkan karena keduanya tidak dapat lagi menyesuaikan diri pada kondisi yang baru. Mereka telah memperoleh perubahan genetik akibat dari keadaan sekelilingnya. Sebagai contoh adalah tanaman Platanus occidentalis dan Platanus orientalis. Keduanya dapat diserbukkan secara buatan dengan hasil keturunannya tetap, fertil. Namun penyerbukan secara alam tidak pemah terjadi karena masing-masing hanya dapat hidup di lingkungannya sendiri. Dalam hal ini mereka tidak hanya terpisah secara geografi saja tetapi juga secara genetik.

b)      Isolasi Habitat
Antara. dua populasi simpatrik yang menghuni daerah yang berbeda lebih sering terjadi perkawinan daripada antara sesama populasi setempat namun berbecla sifat- sifat genetiknya. Dapat dikemukakan sebagai contoh adalah katak Bufo fowleri dan Bufo americanus. Keduanya dapat kawin dan menghasilkan keturunan yang fertil. Pada suatu saat tempat tinggalnya bercampur ternyata bahwa Bufo fowleri akan lebih banyak mengadakan perkawinan dengan sesamanya dibanding dengan Bufo americanus. Hal ini disebabkan karena Bufo fowleri akan memilih tempat tinggalnya untuk kawin di air yang tenang, sedangkan Bufo americanus di kubangan-kubangan air hujan.

c)      Isolasi Iklim/musim
Pinus radiata dan Pinus muricata keduanya terclapat di beberapa tempat di California dan tergolong simpatrik. Kedua jenis Pinus tersebut dapat disilangkan tetapi perkawinan silang ini boleh dikatakan tidak pernah terjadi di alam. Hal ini disebabkan karena perbedaan masa berbunga Pinus radiata terjadi pada awal Februari sedang Pinus muricata pada bulan April.
Berikut ini adalah contoh empat jenis katak yang tergolong pada genus Rana. Meskipun hidup di daerah yang sama tetapi tidak terjadi persilangan, karena perbedaan masa aktif perkawinan.

d)     Isolasi Perilaku
Pada berbagai jenis ikan ternyata kelakuan meminang ikan betina betina oleh ikan jantan berebeda. Sebagai contoh diambil dua perbandingan sebagai berikut.
Yang satu                         : membuat sarang 2 lubang untuk masuk dan untuk keluar, sarang digantungkan pada tumbuh – tumbuhan air.
Yang lain              : pada sarang hanya ada satu lubang ialah tempat masuk saja, sarang dibuat pada dasar kolam.
Dalam usahanya agar si betina masuk kedalam sarang – sarang maka si jantan melakukan hal berikut :
Yang satu                         : si jantan menari – nari dimuka si betina, dengan gerakan zig zag dan dengan sedikit dorongan, masuklah si betina kedalam sarang.
Yang lain              : si jantan menunjukan gerakan – gerakan perkawinan di muka sarang dan selanjutnya memaksa si betina untuk masuk kedalam sarang.

e)      Isolasi Mekanik
Isolasi mekanik adalah hal yang menyangkut struktur yang berkaitan dengan peristiwa perkawinan itu sendiri. Misal bila hewan jantan dari suatu spesies jauh lebih besar ukurannya dari pada jenis betina. Atau jika alat kelamin yang jantan mempunyai bentuk yang sedemikian rupa sehingga tidak dapat cocok dengan alat kelamin yang betina. Pada beberapa makhluk bentuk alat kelamin itu sedemikian rupa hingga dalam hal ini berlaku apa yang disebut sistem "lock and key" (kunci dan gembok), tetapi pada kebanyakan makhluk tidaklah demikian. Pada hewan kaki sejuta yang termasuk genus Brochoria dijumpai bahwa bentuk alat kelamin pada yang jantan berbeda-beda hingga sering digunakan sebagai titik tolak untuk klasifikasi, tetapi pada yang betina bentuknya serupa. Isolasi mekanik semacam ini pada tumbuhan ternyata lebih berpengaruh dibanding dengan pada hewan, terutama yang berkaitan dengan hewan penyebar serbuk sari.

f)       Isolasi Gamet
Peristiwa penyerbukan tidak tentu mengakibatkan peristiwafertilisasi. Pada percobaan Drosophila viriis  dan Droposila americana, dengan inseminasi buatan, maka sperma dari jenis jantan tidak dapat sel telur, karena tidak dapat bergerak sebagai akibat adanya cairan penghambat dalam saluran reproduksi. Pada spesies Drosophila lain, pada waktu sperma masuk dalam saluran reproduksi , saluran membengkak hingga sperma mati.  Peristiwa isolasi gamet juga terjadi pada tembakau, meskipun sudah diletakkan pada stigma tetapi tidak erjadi fertilisasi karena inti serbuk sari tidak dapat mencapai inti telur.

g)      Isolasi Perkembangan
Pada Rana pipiens terjadi fertilisasi yang berhasil tetapi embrionya tidak dapat tumbuh dan mati. Pada dunia ikan peristiwa ini  banyak terjadi, seringkali telur dibuahi sperma dari spesies lain, tapi segera terjadi seperti Rana pipiens.

h)      Ketidakmampuan Hidup Suatu Hibrida.
Berturut-turut telah dibicarakan peristiwa perkawinan yang tidak dapat berlangsung karena adanya hambatan geografi, perubahan genetik, adanya perbedaan musim perkawinan, perbedaan kelakuan dan akhirnya karena hambatan mekanik. Kalau hambatan ini kita anggap sebagai hambatan pada langkah pertarna, maka hambatan selanjutnya terjadi pada langkah berikutnya. Jadi dalam hal ini perkawinan dapat terjadi, tetapi pembentukan gametnya terlambat. Berikutnya adalah peristiwa yang langkah pertarna dan kedua tidak mendapat halangan suatu apa, tetapi kemudian hambatan terjadi pada langkah berikutnya. Perkawinan dapat berlangsung, pembentukan garnet dapat terjadi, tetapi embrio yang terjadi tidak dapat tumbuh dan berkembang. Pada langkah berikutnya adalah peristiwa di mana semua fase tersebut di atas dapat dilalui dengan selamat tetapi ternyata kemudian perkembangan dari hibrida adal lemah, cacat dan kebanyakan mati sebelurn dapat mengadakan reproduksi. Dari kejadian tersebut dapat disimpulkan bahwa tiada pertukaran gen antara kedua induk. Dalarn praktek dijumpai ini pada tanaman tembakau yang mati sebelum berbunga karena adanya tumor pada bagian vegetatifnya.

i)        Kemandulan hibrida
Hasil perkawinan antara kambing dan biri-biri berupa keturuna yang steril (mandul). Peristiwa lebih lanjut dapat terjadi, hibrida yang terbentuk dapat hidup dengan normal tapi ternyata steril. Contoh lain terjadi pada perkawinan silang kuda dan keledai. Keturunannya selalu steril karena tidak terjadi pertukaran gen.

j)        Eliminasi Hibrida Karena Saleksi
Bila hibrida da keturunannya kurang dapat beradaptasi, maka dalam waktu yang tidak lama segera akan musnah. Antara kedua induk dalam peristiwa ini memang terjadi pertukaran gen, tapi tidak banyak. Pada umumnya perkawinan antara induk dari satu spesies akan menghasilkan keturunan yang lebih banyak dibanding keturunan dari hibridanya. Akibatnya untuk taraf berikutnya akan terjadi koreksi terhadap perkawinan yang keliru, yaitu perkawinan dengan spesies lain. Akibatnya terjadi seleksi hingga pada akhirnya keturunan dari hibrida tersebut mengalami eliminasi (punah)
D. Spesiasi Sebagai Akibat Adanya Poliploid
Contoh : pada tanaman bunga Oenothera lamarckiana yang mempunyai 14 kromosom, karena adanya peristiwa gagal berpisah (non-disjungtion) terjadi keturunan dengan 28 kromosom yang kemudian diberi nama Oenothera gigas.
Kedua Oenothera tersebut dibedakan spesiesnya oleh karena pada persilangan antara keduanya akan menghasilkan keturunan yang triploid dan kemudian ternyata steril.
E. Radiasi Adaptif
Contoh klasik radiasi adaptif adalah variasi dari burung finch di kepulauan Gallapagos, perbedaannya pada besar dan bentuk paruh, kebiasaan makan dan pada kelakuan yang lain.
F. Divergensi, Kepunahan, Konvergensi
Peristiwa radiasi adaptif merupakan peristiwa dimana dari satu spesies timbul dua atau beberapa spesies.Kalau dibuat garis keturunannya maka terlihat adanya garis-garis yang menyebar (divergen) oleh sebab itu peristiwa ini disebut divergensi.Banyak sebab-sebab kepunahan, antara lain karena perubahan alam sekitar yang begitu cepat yang tidak dapat diikuti dengan adaptasi/
re-adaptasi makhluk hidup tersebut, juga sebab-sebab biologik, seperti adanya peristiwa kompetisi antara organisme yang mempunyai kebutuhan sama.
Konvergensi adalah peristiwa dimana dua makhluk atau lebih menghuni tempat hidup yang sama, tetapi makhluk tersebut memiliki asal-usul yang berbeda, hubungan yang jauh tetapi kemudian karena berada dalam tempat yang sama mempunyai organ-organ yang fungsinya serupa.
2.      Oportunisme dan divergensi, Konvergensi
Divergensi adalah garis-garis keturunan yang menyebar. Pada evolusi, keturunan berbentuk bangunan bercabang. Bila percabangan hanya bertahan sampai tengah saja, maka akan teradi kepunahan. Konvergensi: dua makhuluk hidup atau lebih yang mempunyai asal-usul yang berbeda, namun mempunyai bentuk dan fungsi tubuh yang sama karena berada dalam tempat yang sama. Oportunisme adalah bagaimana suatu makhluk hidup membentuk bagian tubuh sepraktis mungkin untuk bertahan hidup dalam proses evolusi dan konvergensi.
3.    FAKTOR PETUNJUK PENDUKUNG EVOLUSI
Seorang profesor matematika dari inggris Godfrey Harold Hardy,dan seorang dokter dari Jerman, Wilhelm Weinber, secara terpisah mempublikasikan analisisnya mengenai keseimbangan gen dalam populasi yang dikenal sebagai hukum Hardy – Weinberg. Hukum ini menyatakan ferekuensi alel atau gen dalam populasi dapat stabil dan berada dalam keseimbangan dari generasi kegenerasi berikutnya dengan syarat. :
1.      Jumlah populasi besar
2.      Perkawinan secara acak atau random
3.      Tidak ada mutasi maju atau balik
4.      Tidak ada seleksi
5.      Tidak ada migran
Ferekuensi gen adalah perbandingan antara suatu gen atau genotip dengan gen atau genotip lainnya didalam suatu populasi.menurut hukum Hardy Weinberg perbandingan antara alel A dan dalam suatu populasi misalnya,tidak akan berubah dari generasi ke generasi. Seandainya ferekuensi alel A dalam populasi diumpamakan p, sedangkan ferekuensi alel a diumpamakan q maka kemungkinan kombinasi spermatozoa dan sel telur pada perkawinan individu heterozigot Aa X Aa  sebagai berikut: karena (p+q)² = 1maka p +q = 1 sehingga p= 1-q.
Jadi rumus tersebut dapat digunakan dalam menghitung ferekuensi gen heterozigot maupun maupun homozigot dalam suatu populasi.
Bila frekuensi gen yang satu dinyatakan dengan simbol p dan alelnya dengan simbol q, maka secara matematis hukum tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
Contoh penggunaan hukum ini adalah sebagai berikut:
1.    Bila dalam suatu populasi masyarakat terdapat perasa kertas PTC 64% sedangkan bukan perasa PTC (tt) 36%,
a.    Berapa frekuensi gen perasa (T) dan gen bukan perasa (t) dalam populasi tersebut?
b.    Berapakah rasio genotifnya?
Description:  Evolusi (2) : Hukum Hardy–Weinberg
2.    Dalam masyarakat A yang berpenduduk 10.000 orang terdapat 4 orang albino. Berapa orang pembawa sifat albino pada masyarakat tersebut?
Frekuensi gen dalam suatu populasi sering terjadi perubahan keseimbangan atau tidak setrabil.
Hal tersebut dipengaruhi faktor faktor sebagai berikut:
1.      Perkawinan tak acak
Perkawinan umumnya dipengaruhi faktor pilihan misalnya ayam betina lebih memilih ayam jantan yang berbulu merah dan panjang dan manusia cendrung mengembang biakan hewan atau tanaman yang menguntungkan. Akibat dari perkawinan acak ini alel yang membawa sifat yang lebih disukai akan menjadi lebih sering dijumpai dalam populasi. Alel yang tidak disukai akan berkurang dalam populasi.
2.      Migrasi
Individu imigran akan membawa alel yang baru  maupun sebaliknya individu yang  emigran akan membawa alel keluar. Pergerakan  alel ini antar populasi akan disebut arus gen. Migrasi ini dapat menyebabkan perubahan perubahan gen dalam populasi.
3.      Hanyutan Genetika
Hanyutan genetik ini dapat menyebabkan perubahan atau ketidak setabilan ferekuensi gen dalam populasi. Hanyutan genetik ini merupakan perubahan yang terjadi pada populasi akibat adanya anggota populasi yang berpisah  dan membentuk populasi baru atau kawin hanya antar populasi mereka.
4.      Seleksi alam
Suatu organisme yang dapat beradaptasi dengan lingkungannya jika memiliki penotip yang sesuai dengan lingkunagannya. Jadi organisme yang dapat beradaptasi dengan lingkungannya yang dapat hidup dan berkembang biak dan sebaliknya organisme yang tidak dapat berkembang biak dengan lingkungannya akan musnah.
5.      Rekombinasi dan seleksi
Bagian terpenting dalam mekanisme evolusi adalah rekombinasi gen dapat berlangsung melalui perkawinan sehingga reproduksi seksual merupakan faktor terpenting dalam evolusi. 

4.      PETUNJUK  - PETUNJUK EVOLUSI
1.    Anatomi Perbandingan
Dari studi anatomi perbandingan dapat diketabui bahwa alat-alat fungsional pada pelbagai binatang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Homologi
alat tubuh yang mempunyai bentuk yang berbeda dan fungsinya berbeda namun kalau diteliti mempunyai bentuk dasar sama.
b. Analogi
alat-alat tubuh yang mempunyai bentuk dasar yang berbeda namun karena perkembangan evolusi yang konvergen alat-alat tersebut mempunyai fungsi yang sama.
2.      Embriolog Perbandingan
Embrio hewan bersel banyak mengalarni kesamaan perkembangan embrio, berawal dari zygot Þ blastula Þ gastrula, kemudian mengalami diferensiasi sehingga terbentuk bermacam-macam alat tubuh. Ernest Haeckel, mengatakan tentang adanya peristiwa ulangan ontogeni yang serupa dengan peristiwa filogeninya, dia sebut teori rekapitulasi.
Contoh: adanya rekapitulasi adalah perkembangan terjadinya jantung pada mamalia yang dimulai dengan perkembangan yang menyerupai ikan, selanjutnya menyerupai embrio amfibi, selanjutnya menyerupai perkembangan embrio reptil.
3.    Perbandingan Fisiologi
Telah diketahui ada kemiripan dalam faal antara pelbagai makhluk mulai dari mikroorganisme sampai manusia, misalnya :
• kemiripan dalam kegiatan pernafasan.
• pembentukan ATP dan penggunaannya dalam pelbagai proses kehidupan adalah serupa pada hampir semua organisme.
4.    Petunjuk-petunjuk Secara Biokimia
Digunakan uji presipitin yang pada dasarnya adanya reaksi antara antigen-antibodi.
Banyaknya endapan yang terjadi sebagai akibat reaksi tersebut digunakan untuk menentukan jauh-dekatnya hubungan antara organisme yang satu dengan yang lainnya.
5.    Petunjuk-petunjuk Peristiwa Domestikasi
Menguhah tanaman dan hewan liar menjadi tanaman dan hewan yang dapat dikuasai dan bermanfaat sesuai dengan keinginan manusia adalah akibat dari peristiwa domestikasi.
Contoh: penyilangan burung-burung merpati, sehingga dijumpai adanya 150 variasi burung, yang di antaranya begitu berbeda hingga dapat dianggap sebagai spesies berbeda.
6.    Petunjuk-petunjuk dari alat tubuh yang tersisa
Alat-alat yang tersisa dianggap sebagai bukti adanya proses evolusi, alat-alat ini sudah tidak berguna namun ternyata masih dijumpai.
Contoh : Pada manusia :
• selaput mata pada sudut mata sebelah dalam
• tulang ekor
• gigi taring yang runcing
7.      Petunjuk-petunjuk Paleontologi. 
A.    Leonardo da Vinci
Leonardo da Vinci (1452-1519) menyatakan bahwa fosil merupakan petunjuk dari kehidupan dimasa lampau. Namun study yang berarti baru dilakukan George Cuvier, dalam klasifikasi ikan ia memperhitungkan ikan – ikan yang sudah berwujud fosil. Dia tidak menyokong pada teori evolusi, karena dia percaya pada adanya ciptaan khusus.
B.     Charles Darwin
Charles Darwin ialah orang yang menunjukan bahwa fosil adalah petunjuk dari kehidupan yang kontinyu yang berkembang secara evolusi. Ditemukan sebagai contoh perkembangan filogenetik pada kuda. Urutan fosil kuda dari zaman terdahulu hingga sekarang adalah :
dari Eohippus (kuda zaman Eosin) Mesohippus 
Merychippus 
Pliohippus  Equas (kuda zaman sekarang).

8.    Catatan Sebagai Bahan Diskusi
A.  Pendapat Teilhard de Chardin mengenai proses evolusi
Proses evolusi dibedakan menjadi 3 tahap, yaitu:
1.    Tahap Geosfer :
Tahap ini adalah tahap pra-hidup, tahap perubahan yang terutama
menyangkut perubahan tata surya.
2.    Tahap Biosfer :
Kalau ada tahap geosfer yang menjadi masalah adalah adanya
“loncatan” dari materi tak hidup menjadi “materi” hidup, maka pada
tahap biosfer yang dimasalahkan adalah “loncatan” munculnya
manusia.
3.    Tahap Nesosfer :
Menurut Teilhard, yang penting pada makhluk, hidup dalam hal ini
manusia adalah terjadinya evolusi mengenai kesadaran batinnya yang
semakin mantap.
B.     Penetapan Umur Fosil
Penetapan umur fosil dapat dilakukan 2 cara:
• Cara tidak langsung : yaitu dilakukan dengan mengukur umur lapisan
bumi tempat fosil ditemukan.
• Cara langsung : yaitu dengan mengukur umur fosil itu sendiri.
Beberapa contoh penetapan umur fosil :
1. Berdasarkan peristiwa laju erosi
2. Berdasarkan peristiwa laju sedimentasi
3. Kandungan garam
4. Penentuan umur dengan zat radioaktif


C.     Evolusi Manusia
Fosil subhuman tertua adalah Australophitecus, wujudnya lebih menyerupai kera daripada manusia, kemudian muncul manusia kera dari Jawa, Pitecanthropus erectus yang hidup pada ± 500.000 tahun yang lalu, sudah lebih menyerupai manusia daripada kera, volume otaknya ± 1000 cc, sedang pada gorilla ± 600 cc dan pada manusia modern ± 1500 cc, subhuman yang lain adalah Homo neanderthalensis, makhluk ini hidup pada pertengahan akhir Pleistocene, ± 500.000 sampai 50.000 tahun yang lalu, orang beranggapan bahwa makhluk ini manusia primitif yang pertama. Secara tepat takdapat diketahui kapan manusia modern ini muncul, tetapi mungkin yang tertua adalah tengkorak Swanscombe yang umurnya 300.000 tahun dan mungkin sekali lebih tua lagi, yaitu sekitar 500.000 tahun yang lalu makhluk ini pun diduga berasal dari Pithecarthropus. Maunusia modern yang mengganti kan Homo neanderthalensis adalah manusia Cro-maguon yang hidup sekitar 50.000 – 20.000 tahun yang lalu.
  
DAFTAR PUSTAKA
https://www.blogtopsites.com/post/faktor-faktor+yang+mempengaruhi+evolusi
http://biologimediacentre.com/evolusi-2-hukum-hardy%E2%80%93weinberg/
D.R.A Pratiwi dkk, 2006. Biologi kelas XII. Jakarta : Erlangga
Moh amien dkk, 1995. Biologi 3. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


1 comment:

Berkomentarlah dengan baik, jangan mencela orang di Blog ini :)